KELAS :1EA33
NPM :12213413
KEINDAHAN
BAGI MANUSIA
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah swt karena
atas rahmat dan hidayah nya saya dapat menulis artikel yang sederhana ini,saya
Diaz Ratna Dewy dari kelas 1EA33 mendapatkan tugas dari bapak Ahmad Nasher,dosen mata kuliah ilmu
budaya dasar.tugas tersebut adalah membuat artikel/bacaan tentang keindahan
bagi manusia.
§ Definisi keindahan
Keindahan atau keelokan
merupakan sifat dan ciri dari orang, hewan, tempat, objek, atau gagasan yang
memberikan pengalaman persepsi kesenangan, bermakna, atau kepuasan. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang,
cantik, bagus benar atau elok. Keindahan dipelajari sebagai bagian dari
estetika, sosiologi, psikologi sosial, dan budaya. Sebuah "kecantikan yang
ideal" adalah sebuah entitas yang dikagumi, atau memiliki fitur yang
dikaitkan dengan keindahan dalam suatu budaya tertentu, untuk kesempurnaannya.
§ Keelokan
pada manusia
Wanita yang elok rupanya disebut
"cantik" atau "ayu", sementara pria yang rupawan disebut
"tampan" atau "ganteng" di dalam masyarakat. Sifat dan ciri
seseorang yang dianggap "elok", apakah secara individu atau dengan
konsensus masyarakat, sering didasarkan pada beberapa kombinasi dari Inner
Beauty (keelokan yang ada di dalam), yang meliputi faktor-faktor psikologis
seperti kepribadian, kecerdasan, keanggunan, kesopanan, kharisma, integritas,
dan kesesuaian, dan Outer Beauty (keelokan yang ada di luar), yaitu daya
tarik fisik yang meliputi faktor fisik, seperti kesehatan, kemudaan, simetri
wajah, dan struktur kulit wajah.
Standar kecantikan/ketampanan
selalu berkembang, berdasarkan apa yang dianggap suatu budaya tertentu sebagai
berharga. Lukisan sejarah memperlihatkan berbagai standar yang berbeda untuk
keelokan manusia. Namun manusia yang relatif muda, dengan kulit halus, tubuh
proporsional, dan fitur biasa, secara tradisional dianggap paling elok
sepanjang sejarah.
§ Hubungan Manusia dan
Keindahan
Manusia dan keindahan memang tak bisa dipisahkan
sehingga diperlukan pelestarian bentuk keindahan yang dituangkan dalam berbagai
bentuk kesenian (seni rupa, seni suara maupun seni pertunjukan) yang nantinya
manjadi bagian dari kebudayaannya yang dapat dibanggakan dan mudah-mudahan
terlepas dari unsur politik. Kawasan keindahan bagi manusia sangat luas, seluas
keanekaragaman manusia dan sesuai pula dengan perkembangan peradaban teknologi,
sosial, dan budaya. Karena itu keindahan dapat dikatakan, bahwa keindahan
merupakan bagian hidup manusia. Keindahan tak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia. Dimanapun kapan pun dan siapa saja dapat menikmati keindahan.
Keindahan identik dengan kebenaran. Keindahan
merupakan kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai
yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah. Yang
tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah. Karena itu tiruan lukisan
Monalisa tidak indah, karena dasarnya tidak benar. Sudah tentu kebenaran disini
bukan kebenaran ilmu, melainkan kebenaran menurut konsep seni. Dalam seni, seni
berusaha memberikan makna sepenuh-penuhnya mengenai obyek yang diungkapkan.
Manusia menikmati keindahan berarti manusia
mempunyai pengalaman keindahan. Pengalaman keindahan biasanya bersifat
terlihat (visual) atau terdengar (auditory) walaupun tidak terbatas pada dua
bidang tersebut. keindahan tersebut pada dasarnya adalah almiah. Alam itu
ciptaan Tuhan. Alamiah itu adalah wajar tidak berlebihan dan tidak
kurang. Konsep keindahan itu sendiri sangatlah abstrak ia identik dengan
kebenaran. Batas keindahan akan behenti pada pada sesuatu yang indah dan bukan
pada keindahan itu sendiri. Keindahan mempunyai daya tarik yang selalu
bertambah, sedangkan yang tidak ada unsur keindahanya tidak mempunyai
daya tarik. Orang yang mempunyai konsep keindahan adalah orang yang mampu
berimajinasi, rajin dan kreatif dalam menghubungkan benda satu dengan yang
lainya
Dengan
kata lain imajinasi merupakan proses menghubungkan suatu benda dengan benda
lain sebagai objek imajinasi. Demikian pula kata indah diterapkan untuk
persatuan orang-orang yang beriman, para nabi, orang yang menghargai kebenaran
dalam agama, kata dan perbuatan serta orang –orang yang saleh merupakan persahabatan
yang paling indah.
Jadi keindahan mempunyai dimensi interaksi yang
sangat luas baik hubungan manusia dengan benda, manusia dengan manusia, manusia
dengan Tuhan, dan bagi orang itu sendiri yang melakukan interaksi.
Pengungkapan keindahan dalam karya seni didasari
oleh motivasi tertentu dan dengan tujuan tertentu pula. Motivasi itu dapat
berupa pengalaman atau kenyataan mengenai penderitaan hidup manusia, mengenai
kemerosotan moral, mengenai perubahan nilai-nilai dalam masyarakat, mengenai
keagungan Tuhan, dan banyak lagi lainnya. Tujuannya tentu saja dilihat dari
segi nilai kehidupan manusia, martabat manusia, kegunaan bagi manusia secara
kodrati.
Ada
beberapa alasan mengapa manusia menciptakan keindahan, yaitu sebagai berikut:
1)
Tata nilai yang telah usang
Tata nilai yang terjelma dalam adat istiadat ada
yang sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan, sehingga dirasakan sebagai
hambatan yang merugikan dan mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan, misalnya
kawin paksa, pingitan, derajad wanita lebih rendah dari derajad laki-laki. Tata
nilai semacam ini dipandang sebagai mengurangi nilai moral kehidupan
masyarakat, sehingga dikatakan tidak indah. Yang tidak indah harus disingkirkan
dan digantikan dengan yang indah. Yang indah ialah tata nilai yang menghargai
dan mengangkat martabat manusia, misalnya wanita. Hal ini menjadi tema para
sastrawan zaman Balai Pustaka, dengan tujuan untuk merubah keadaan dan
memperbaiki nasib kaum wanita. Sebagai contoh novel yang menggambarkan keadaan
ini ialah "layar terkembang" oleh Sutan Takdir Alisyahbana,
"Siti Nurbaya" oleh Marah Rusli.
2)
Kemerosotan Zaman
Keadaan yang merendahkan derajad dan nilai
kemanusiaan ditandai dengan kemerosotan moral. Kemerosotan moral dapat
diketahui dari tingkah laku dan perbuatan manusia yang bejad terutama dari segi
kebutuhan seksual. Kebutuhan seksual ini dipenuhinya tanpa menghiraukan
ketentuan-ketentuan hukum agama, dan moral masyarakat. Yang demikian itu
dikatakan tidak baik, yang tidak baik itu tidak indah. Yang tidak indah itu
harus disingkirkan melalui protes yang antara lain diungkapkan dalam karya
seni. Sebagai contoh ialah karya seni berupa sanjak yang dikemukakan oleh W.S.
Rendra berjudul "Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta". Di sini
pengarang memprotes perbuatan bejad para pejabat, yang merendahkan derajad
wanita dengan mengatakan sebagai inspirasi revolusi, tetapi tidak lebih dari
pelacur.
3)
Penderitaan Manusia
Banyak faktor yang membuat manusia itu menderita.
Tetapi yang paling menentukan ialah faktor manusia itu sendiri. Manusialah yang
membuat orang menderita sebagai akibat nafsu ingin berkuasa, serakah, tidak
berhati-hati dan sebagainya. Keadaan demikian ini tidak mempunyai daya tarik
dan tidak menyenangkan, karena nilai kemanusiaan telah diabaikan, dan dikatakan
tidak indah. Yang tidak indah itu harus dilenyapkan karena tidak bermanfaat
bagi kemanusiaan.
4)
Keagungan Tuhan
Keagungan Tuhan dapat dibuktikan melalui
keindahan alam dan keteraturan alam semesta serta kejadian-kejadian alam.
Keindahan alam merupakan keindahan mutlak ciptaan Tuhan. Manusia hanya dapat
meniru saja keindahan ciptaan Tuhan itu. Seindah-indah tiruan terhadap ciptaan
Tuhan, tidak akan menyamai keindahan ciptaan Tuhan itu sendiri. Kecantikan
seorang wanita ciptaan Tuhan membuat kagum seniman Leonardo da Vinci. Karena
itu ia berusaha meniru ciptaan Tuhan dengan melukis Monalisa sebagai wanita
cantik. Lukisan monalisa sangat terkenal karena menarik dan tidak membosankan.
Demikian lah artikel keindahan bagi manusia yang bisa
saya buat,saya sadar artikel ini jauh dari sempurna.maka kritik dan saran
sangat saya harapkan.kurang lebihnya dari artikel ini saya minta maaf sebesar-besarnya.
Wassalamualaikum wr.wb.
SUMBER : http://id.wikipedia.org/wiki/Keindahan
http://blog.uin-malang.ac.id/gudangmakalah/2011/06/17/manusia-dan-keindahan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar