Selasa, 29 Oktober 2013

softskill ke-1 hubungan lmu budaya dasar dengan ekonomi

NAMA:DIAZ RATNA DEWY
NPM  :12213413
KELAS: 1EA33
HUBUNGAN ILMU BUDAYA DASAR DENGAN EKONOMI

Sebelum kita membahas hubungan antara ILMU BUDAYA DASAR dengan EKONOMI, sebaiknya kita mengetahui terlebih dahulu apa itu ilmu budaya dasar. Apa itu ilmu budaya dasar? Ilmu budaya dasar adalah pengetahuan yang diharapkan dapat memberi pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah manusia dan kebudayaan.
Istilah Ilmu Budaya Dasar dikembangkan petama kali diIndonesiasebagai pengganti istilah basic Humanitiesm yang berasal dari istilah bahasa Inggris “the Humanities”. Adapun bahasa humanities berasal dari bahasa latin, humanus yang artinya manusia, berbudaya dan halus. Dengan mempelajari the humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Agar manusia menjadi humanus mereka harus mempelajari ilmu the humanities tetapi tidak meninggalkan tanggungjawab lain sebagai manusia itu sendiri.
Menurut Prof Dr.Harsya Bactiar ilmu dan pengetahuan dikelompokan menjadi tiga kelompok besar yaitu:
  1. Ilmu alamiah (natural scince)
Yaitu ilmu alamiah yang bertujuan untuk mengetahui keteraturan yang ada di alam semesta. Untuk mengkaji hal ini di gunakan metode ilmiah. Dengan cara menentukan hukum  yang berlaku mengenai keteraturan itu, lalu dibuat analisis untuk menentukan suatu kualitas. Yang termasuk ilmu ilmiah antara lain ilmu astronom,fisika,kimia,biologi,kedokteran,mekanika.
  1. Ilmu sosial (social scince)
Yaitu ilmu sosial yang bertujuan untuk mengkaji keteraturan dalam hubungan manusia. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah sebagai pinjaman dari ilmu ilmiah. Tapi hasil penelitiannya tidak 100% benar hanya mendekati kebenaran. Sebab keteraturan dalam hubungan manusia tidak dapat berubah dari waktu ke waktu. Yang termasuk ilmu sosial yaitu ekonomi, sosiologi,  politik, demografi, antropologi sosial, sosiologi hukum dsb.
  1. Pengetahuan budaya (the humanities)
Yaitu pengetahuan budaya yang bertujuan untuk memahami dan mencari arti kenyataan yang bersifat manusiawi. Untuk mengkaji digunakan metode pengungkapan peristiwa dan kenyataan yang bersifat unik kemudian diberi arti.
Ilmu Budaya Dasar berbeda dengan pengetahuan budaya. Ilmu budaya dasar dalam bahasa Inggris disebut basic humanities. Pengetahuan budaya dalam bahasa Inggris disebut dengan istilah the humanities. Pengetahuan budaya mengkaji masalah nilai-nilai manusia sebagai mahluk berbudaya (homo humanus). Sedangkan ilmu budaya dasar bukan ilmu tentang budaya, melainkan mengenai pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan budaya.
Guna membahas kaitan kebudayaan dan pembangunan ekonomi, para ahli mengkaji “budaya nasional” sebagai bagian
proses pembinaan identitas bangsa (“aku orang Indonesia”). Budaya daerah menjadi “acuan perantara” antara “budaya
nasional” dan “budaya wilayah” (“aku orang Sumatera, aku orang Sulawesi, dan sebagainya”). Budaya “ikatan primordial”
melekat pada suku, agama, dan lingkaran di seluruh Tanah Air (“aku orang Aceh, aku orang Sangir, aku orang Bangka,
aku orang Ambon”, dan sebagainya). Salah satu pengamatan penting Soedjatmoko adalah bagaimana “mempertemukan”
budaya Barat dengan budaya-budaya Indonesia sehingga terjadi “pembebasan budaya daerah dari kungkungan tradisi”.
Bagaimana membuat orang “terbebas” dari tradisi, namun tidak “tercabut” dari ikatan budaya seperti suku, agama, dan
kedaerahan?
            Kebudayaan sebagai kerangka acuan pembangunan ekonomi menjadi tema dasar sejumlah karya besar dalam ilmu sejarah, sosiologi, antropologi, ilmu politik, ilmu administrasi negara, bahkan ilmu ekonomi itu sendiri sejak 1950-an. Gunnar Myrdal dari Swedia, 1960-an, membandingkan kinerja “negara keras” dan “negara lembek” guna menggambarkan perlunya “negara kuat” mendobrak “mental lembek” pegawai negeri, yang dinilainya menghambat pembangunan
nasional. Ahli sosiologi Selo Soemardjan dan ahli antropologi Koentjaraningrat, 1970-an, mengajukan pemikiran pentingnya “sikap mental” dalam pembangunan nasional. Denis Goulet menegaskan pentingnya “pilihan kejam” yang harus ditempuh pimpinan nasional di negara sedang berkembang jika ingin mendatangkan kemakmuran ekonomi. Belakangan (1993), Samuel Huntington menghimpun tulisan sejumlah pakar mancanegara dari berbagai benua dalam Culture Matters (Kebudayaan Itu Penting).
            Indonesia hingga kini masih ramai memperdebatkan hubungan timbal balik antara kebudayaan dan pembangunan ekonomi. Perdebatan itu dibahas di kalangan pujangga Indonesia tahun 1930-an dan 1940. Tokoh budaya “pro-Barat”,
seperti Armyn Pane, berpolemik dengan tokoh yang memberat pada tradisi, seperti Ali Boediardjo. Perdebatan menarik itu lalu diwacanakan sebagai “kaum keroncongis” dengan “kaum gamelanis”. Pada 1960-an hingga 1970-an, berlanjut menjadi perdebatan musik Indonesia yang merangkul musik Barat dengan mereka yang berpegang pada musik daerah dan suku. Soedjatmoko meramu perdebatan itu melalui rumusan, tiap bangsa dan tiap daerah harus menentukan sendiri
seberapa cepat ia ingin merangkul nilai-nilai “modernisasi” dan seberapa banyak ingin mempertahankan nilai-nilai yang penting untuk kelestarian jati dirinya.

Sumber : Buku Ilmu Budaya Dasar oleh Widyo Nugroho dan Achmad Muchji yang diterbitkan oleh Gunadarma.
http://www.duniaesai.com/index.php?option=com_content&view=article&id=55:pembangunan-ek..

softskill ke-3 hubungan ilmu budaya dasar dengan sastra



PENGERTIAN KESUSASTRAAN DAN HUBUNGAN DENGAN ILMU BUDAYA DASAR
nama : Diaz Ratna Dewy
npm  : 12213413
kelas : 1EA33


Assalamualaikum wr.wb

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah swt karena atas rahmat dan hidayah nya saya dapat menulis artikel yang sederhana ini,saya Diaz Ratna Dewy dari kelas 1EA33 mendapatkan tugas dari  bapak Ahmad Nasher,dosen mata kuliah ilmu budaya dasar.tugas tersebut adalah membuat artikel/bacaan tentang hubungan ilmu budaya dasar dengan sastra.
 

A. PENGERTIAN  KESUSASTRAAN


Menurut asal-usul kata kesusastraan dapat berarti karangan yang indah. “sastra” (dari bahasa Sansekerta) artinya : tulisan, karangan. Akan tetapi sekarang pengertian “Kesusastraan” berkembang melebihi pengertian etimologi tersebut. Kata “Indah” amat luas maknanya. Tidak saja menjangkau pengertian-pengertian lahiriah tapi terutama adalah pengertian-pengertian yang bersifat rohaniah. Misalkan, seseoarang memiliki wajah yang jelek (kurang menarik) akan tetapi orang lain masih bisa menemukan hal-hal yang indah di dalam sosok tersebut.

Cipta sastra yang indah, bukanlah hanya karena bahasanya yang beralun-alun dan penuh irama. Kita harus melihat secara keseluruhan: pada bagian tema, amanat dan strukturnya. Juga pada nilai-nilai yang terkandung di dalam cipta sastra itu. Ada beberapa nilai yang harus dimiliki oleh sebuah ciptasastra. Nilai-nilai itu adalah :



·        1.  Nilai-nilai estetika,

·        2.  Nilai-nilai moral,

·        3. nilai-nilai yang bersifat konsepsionil.



Ketiga nilai tersebut sesungguhnya tidak dapat dipisahkan sama sekali dan saling berkaitan satu dan yang lainnya.  Sesuatu yang estetis adalah sesuatu yang memiliki nilai-nilai moral. Tidak ada keindahan tanpa moral. Tapi apakah moral itu? Ia bukan hanya semacam sopan santun ataupun etiket belaka. Ia adalah nilai yang berpangkal dari nilai-nilai tentang kemanusiaan. Tentang nilai-nilai yang baik dan buruk yang universil. Demikian juga tentang nilai-nilai yang bersifat konsepsionil itu. Dasarnya adalah juga nilai tentang keindahan yang sekaligus merangkum nilai tentang moral. Nilai-nilai estetika kita jumpai tidak hanya dalam bentuk (struktur) ciptasastra tetapi juga dalam isinya (tema dan amanat) nya. Nilai moral akan terlihat dalam sikap terhadap apa yang akan diungkapkan dalam sebuah ciptasastra cara bagaimana pengungkapannya itu. Nilai konsepsi akan terlihat dalam pandangan pengarang secara keseluruhan terhadap masalah yang diungkapkan di dalam ciptasastra yang diciptakan.

Sebuah ciptasastra bersumber dari kenyataan-kenyataan yang hidup di dalam masyarakat (realitas-objektif).

Akan tetapi ciptasastra bukanlah hanya pengungkapan realitas objektif itu saja. Di dalamnya diungkapkan pula nilai-nilai yang lebih tinggi dan lebih agung dari sekedar realitas objektif. Ciptasastra bukanlah semata tiruan daripada alam (imitation of nature) atau tiruan daripada hidup (imitation of life) akan tetapi ia merupakan penafsiran-penafsiran tentang alam dan kehidupan itu (interpretation of life). Sebuah ciptasatra mengungkapkan tentang masalah-masalah manusia dan kemanusian. Tentang makna hidup dan kehidupan. Melukiskan tentang penderitaan-penderitaan manusia, perjuangan, kasih sayang dan kebencian, nafsu dan segala yang dialami manusia. Dengan ciptasastra pengarang mau menampilkan nilai-nilai yang lebih tinggi dan lebih agung. Mau menafsirkan tentang makna hidup dan hakekat kehidupan.

            Di dalam kesusastraan Seorang pengarang berhadapan dengan suatu kenyataan yang ditemukan dalam masyarakat (realitas objektif). Realitas objektif itu dapat berbentuk peristiwa-peristiwa, norma-norma (tata nilai), pandangan hidup dan lain-lain bentuk-bentuk realitas objektif itu. Ia ingin memberontak dan memprotes. Sebelum pemberontakan tersebut dilakukan (ditulis) ia telah memiliki suatu sikap terhadap realitas objektif itu. Setelah ada suatu sikap maka ia mencoba mengangankan suatu “realitas” baru sebagai pengganti realitas objektif yang sekarang ia tolak. Hal inilah yang kemudian ia ungkapkan di dalam ciptasastra yang diciptakannya. Ia mencoba mengutarakan sesuatu terhadap realitas objektif yang dia temukan. Ia ingin berpesan melalui ciptasastranya kepada orang lain tentang suatu yang ia anggap sebagai masalah manusia.

B. Pengertian prosa

Prosa adalah suatu jenis tulisan yang dibedakan dengan puisi karena variasi ritme (rhythm) yang dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan arti leksikalnya. Kata prosa berasal dari bahasa Latin “prosa” yang artinya “terus terang”. Jenis tulisan prosa biasanya digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karenanya, prosa dapat digunakan untuk surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat, serta berbagai jenis media lainnya.

Jenis-jenisProsa
        Prosa biasanya dibagi menjadi empat jenis: prosa naratif, prosa deskriptif, prosa eksposisi, dan prosa argumentatif.

5 Komponen dalam prosa lama
1. dongeng-dongeng
2. hikayat
3. sejarah
4. epos
5. cerita pelipur lara


5 Komponen sastra Baru
1. cerita pendek
2. roman / novel
3. biografi
4. kisah
5. otobiografi




C. Hubungan antara Ilmu Budaya dasar dengan Kesusastraan

      Ilmu Budaya Dasar secara sederhana adalah pengetahuan yang diharapkan mampu memberikan pengetahuan dasar dan umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah manusia dan kebudayaan . Suatu karya dapat saja mengungkapkan lebih dari satu masalah, sehingga ilmu budaya dasar bukan ilmu sastra, ilmu filsafat ataupun ilmu tari yang terdapat dalam pengetahuan budaya, tetapi ilmu budaya dasar menggunakan karya yang terdapat dalam pengetahuan budaya untuk .
Pengetahuan budaya mengkaji masalah nilai-nilai manusia sebagai mahluk berbudaya (homo humanus). Sedangkan ilmu budaya dasar bukan ilmu tentang budaya, melainkan mengenai pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep.



Demikian lah artikel hubungan ilmu budaya dasar dengan sastra yang bisa saya buat,saya sadar artikel ini jauh dari sempurna.maka kritik dan saran sangat saya harapkan.kurang lebihnya dari artikel ini saya minta maaf sebesar-besarnya.
Wassalamualaikum wr.wb.


Sabtu, 12 Oktober 2013

TAMAN CEMARA DI PINGGIR PANTAI SERASA DI JEPANG

selamat malam,, secara gak sengaja menemukan bacaan ini. Yah walau cuma nyalin tapi tak apalah buat berbagi.. sebelum gue mulai,,kalian pada tau ga ni purworejo? itu loh kabupaten yang deket ama kota magelang,kebumen ama wonosobo? yang banyak tempat wisata dan makanan unik nya. Nah,, ngomong-ngomong tempat wisata ni, gue mau nyalin artikel yang gue temuin tentang salah satu tempat wisata di purworejo nii..penasaraan??? yukk cekidott..
TRIBUNNEWS.COM, PURWOREJO -  Kebanyakan orang akan berpikir dua kali untuk berekreasi ke kawasan pantai ketika hari sedang terik. Namun hal itu tidak sepenuhnya berlaku untuk pantai Pasir Puncu di desa Keburuhan, Kec Ngombol, Purworejo.
Taman-Cemara-Pantai-Purworejo
TRIBUN JOGJA. Ratusan pohon cemara laut yang ditanam membujur tidak jauh dari bibir pantai Pasir Puncu di desa Keburuhan, Kec Ngombol, Purworejo.
Satu keistimewaan pantai ini adalah adanya ratusan pohon cemara laut yang ditanam membujur tidak jauh dari bibir pantai. Inilah yang menjadikan pantai tetap cukup ramai pengunjung meski hari sedang panas.
Diungkapkan oleh Subarno (36) warga desa Keburuhan, meski bukan pada hari libur, pantai kerap didatangi pengunjung. Sebagian besar merupakan pasangan muda-mudi yang sedang ingin menghabiskan waktu di rindangnya kawasan taman cemara.
“Walau bukan hari Minggu atau hari libur, setiap hari pengunjung cukup banyak, hampir mencapai seratus orang rata-rata,” jelas Subarno.
Ditambahkan oleh Widianto (23) warga Sangubanyu kec Grabag yang sedang melepas penat di kawasan itu, barisan pohon cemara laut tersebut menyerupai suasana di Jepang kala musim semi. Karena itu menurutnya, banyak orang yang datang kemudian berfoto-foto. “Biasanya kemudian foto dijadikan profil Fb. Ternyata, banyak yang menyangka kalau yang difoto sedang berada di Jepang,” ulas Widi sambil tertawa.
Berdasarkan pantauan Tribun Jogja, satu bagian taman yang menonjol dan paling banyak dikunjungi adalah barisan cemara di belakang Pospal TNI AL. Dua lajur pohon cemara laut yang ditanam memanjang sekitar 100 meter menjadikan tempat tersebut bak terowongan alami. Ketika masuk didalamnya, suasana sejuk dengan angin laut yang semilir, ditambah deburan ombak laut selatan menyambut. Hal tersebut menjadikan pengunjung betah berlama-lama duduk bercengkrama.
Menurut Kaur Pembangunan Desa Keburuhan, Suyanto, ratusan pohon cemara laut tersebut merupakan hasil usaha UGM. Sekitar enam tahun yang lalu UGM mendirikan semacam pos penelitian sambil menanam ratusan pohon Cemara Laut.
“Kini hasilnya bisa dinikmati penduduk dengan suasana rindang yang dihasilkan. Karena itu kemudian tidak sedikit penduduk yang tergerak untuk menanami pantai dengan pohon cemara laut hasil upaya mereka sendiri,” jelasnya.(Rento Ari Nugroho)

Nah udah pada baca kan?? gue juga punya loh foto pas gue lagi main kesana,, sekalian yuk gue upload foto pas dilautnya juga..







udah pada liaatt kaan???hayooo penasaraan ga nii buat kesana? ga mahal" ko,kalo hari biasa gratis tapi kalo hari lebaran bayar,itu pun ga mahal cuma 5000/org,,kalo ke purworejo jangan lupa mampirr yaa,,dijamin ga bakal nyesel :)

REFERENSI :
http://www.purworejo.co/serasa-di-jepang-ketika-menyusuri-taman-cemara-purworejo/