PENGERTIAN KESUSASTRAAN DAN HUBUNGAN DENGAN ILMU
BUDAYA DASAR
nama : Diaz Ratna Dewy
npm : 12213413
kelas : 1EA33
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur saya panjatkan
kehadirat Allah swt karena atas rahmat dan hidayah nya saya dapat menulis
artikel yang sederhana ini,saya Diaz Ratna Dewy dari kelas 1EA33 mendapatkan
tugas dari bapak Ahmad Nasher,dosen mata
kuliah ilmu budaya dasar.tugas tersebut adalah membuat artikel/bacaan tentang hubungan ilmu budaya dasar dengan sastra.
A. PENGERTIAN KESUSASTRAAN
Menurut
asal-usul kata kesusastraan dapat berarti karangan yang indah. “sastra”
(dari bahasa Sansekerta) artinya : tulisan, karangan. Akan tetapi
sekarang pengertian “Kesusastraan” berkembang melebihi pengertian
etimologi tersebut. Kata “Indah” amat luas maknanya. Tidak saja menjangkau
pengertian-pengertian lahiriah tapi terutama adalah pengertian-pengertian yang
bersifat rohaniah. Misalkan, seseoarang memiliki wajah yang jelek (kurang
menarik) akan tetapi orang lain masih bisa menemukan hal-hal yang indah di
dalam sosok tersebut.
Cipta sastra
yang indah, bukanlah hanya karena bahasanya yang beralun-alun dan penuh irama.
Kita harus melihat secara keseluruhan: pada bagian tema, amanat dan
strukturnya. Juga pada nilai-nilai yang terkandung di dalam cipta sastra itu.
Ada beberapa nilai yang harus dimiliki oleh sebuah ciptasastra. Nilai-nilai itu
adalah :
· 1. Nilai-nilai estetika,
· 2. Nilai-nilai moral,
· 3. nilai-nilai yang bersifat konsepsionil.
Ketiga nilai tersebut sesungguhnya tidak dapat dipisahkan sama sekali dan
saling berkaitan satu dan yang lainnya. Sesuatu yang estetis adalah
sesuatu yang memiliki nilai-nilai moral. Tidak ada keindahan tanpa moral. Tapi
apakah moral itu? Ia bukan hanya semacam sopan santun ataupun etiket belaka. Ia
adalah nilai yang berpangkal dari nilai-nilai tentang kemanusiaan. Tentang
nilai-nilai yang baik dan buruk yang universil. Demikian juga tentang
nilai-nilai yang bersifat konsepsionil itu. Dasarnya adalah juga nilai tentang
keindahan yang sekaligus merangkum nilai tentang moral. Nilai-nilai estetika
kita jumpai tidak hanya dalam bentuk (struktur) ciptasastra tetapi juga dalam
isinya (tema dan amanat) nya. Nilai moral akan terlihat dalam sikap terhadap
apa yang akan diungkapkan dalam sebuah ciptasastra cara bagaimana
pengungkapannya itu. Nilai konsepsi akan terlihat dalam pandangan pengarang
secara keseluruhan terhadap masalah yang diungkapkan di dalam ciptasastra yang
diciptakan.
Sebuah
ciptasastra bersumber dari kenyataan-kenyataan yang hidup di dalam masyarakat
(realitas-objektif).
Akan tetapi ciptasastra bukanlah hanya pengungkapan realitas objektif itu
saja. Di dalamnya diungkapkan pula nilai-nilai yang lebih tinggi dan lebih
agung dari sekedar realitas objektif. Ciptasastra bukanlah semata tiruan
daripada alam (imitation of nature) atau tiruan daripada hidup (imitation of
life) akan tetapi ia merupakan penafsiran-penafsiran tentang alam dan kehidupan
itu (interpretation of life). Sebuah ciptasatra mengungkapkan tentang
masalah-masalah manusia dan kemanusian. Tentang makna hidup dan kehidupan.
Melukiskan tentang penderitaan-penderitaan manusia, perjuangan, kasih sayang
dan kebencian, nafsu dan segala yang dialami manusia. Dengan ciptasastra
pengarang mau menampilkan nilai-nilai yang lebih tinggi dan lebih agung. Mau
menafsirkan tentang makna hidup dan hakekat kehidupan.
Di dalam kesusastraan Seorang
pengarang berhadapan dengan suatu kenyataan yang ditemukan dalam masyarakat
(realitas objektif). Realitas objektif itu dapat berbentuk peristiwa-peristiwa,
norma-norma (tata nilai), pandangan hidup dan lain-lain bentuk-bentuk realitas
objektif itu. Ia ingin memberontak dan memprotes. Sebelum pemberontakan
tersebut dilakukan (ditulis) ia telah memiliki suatu sikap terhadap realitas
objektif itu. Setelah ada suatu sikap maka ia mencoba mengangankan suatu
“realitas” baru sebagai pengganti realitas objektif yang sekarang ia tolak. Hal
inilah yang kemudian ia ungkapkan di dalam ciptasastra yang diciptakannya. Ia
mencoba mengutarakan sesuatu terhadap realitas objektif yang dia temukan. Ia
ingin berpesan melalui ciptasastranya kepada orang lain tentang suatu yang ia
anggap sebagai masalah manusia.
B. Pengertian prosa
Prosa adalah suatu
jenis tulisan yang dibedakan dengan puisi karena variasi ritme (rhythm) yang
dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan arti
leksikalnya. Kata prosa berasal dari bahasa Latin “prosa” yang
artinya “terus terang”. Jenis tulisan prosa biasanya digunakan untuk
mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karenanya, prosa dapat digunakan untuk
surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat, serta berbagai jenis media
lainnya.
Jenis-jenisProsa
Prosa biasanya dibagi menjadi empat jenis: prosa naratif, prosa deskriptif, prosa eksposisi, dan prosa argumentatif.
5 Komponen dalam prosa lama
1. dongeng-dongeng
2. hikayat
3. sejarah
4. epos
5. cerita pelipur lara
5 Komponen sastra Baru
1. cerita pendek
2. roman / novel
3. biografi
4. kisah
5. otobiografi
Jenis-jenisProsa
Prosa biasanya dibagi menjadi empat jenis: prosa naratif, prosa deskriptif, prosa eksposisi, dan prosa argumentatif.
5 Komponen dalam prosa lama
1. dongeng-dongeng
2. hikayat
3. sejarah
4. epos
5. cerita pelipur lara
5 Komponen sastra Baru
1. cerita pendek
2. roman / novel
3. biografi
4. kisah
5. otobiografi
C. Hubungan antara Ilmu Budaya dasar
dengan Kesusastraan
Ilmu Budaya Dasar secara sederhana adalah pengetahuan yang diharapkan mampu
memberikan pengetahuan dasar dan umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan
untuk mengkaji masalah manusia dan kebudayaan . Suatu karya dapat saja mengungkapkan
lebih dari satu masalah, sehingga ilmu budaya dasar bukan ilmu sastra, ilmu
filsafat ataupun ilmu tari yang terdapat dalam pengetahuan budaya, tetapi ilmu
budaya dasar menggunakan karya yang terdapat dalam pengetahuan budaya untuk .
Pengetahuan budaya mengkaji masalah nilai-nilai manusia sebagai mahluk berbudaya (homo humanus). Sedangkan ilmu budaya dasar bukan ilmu tentang budaya, melainkan mengenai pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep.
Pengetahuan budaya mengkaji masalah nilai-nilai manusia sebagai mahluk berbudaya (homo humanus). Sedangkan ilmu budaya dasar bukan ilmu tentang budaya, melainkan mengenai pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep.
Demikian lah artikel hubungan ilmu budaya dasar dengan sastra yang bisa saya buat,saya sadar artikel ini
jauh dari sempurna.maka kritik dan saran sangat saya harapkan.kurang lebihnya
dari artikel ini saya minta maaf sebesar-besarnya.
Wassalamualaikum wr.wb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar